Matawanita.com Tiap pasangan tentu perlu memilih jenis alat kontrasepsi mana yang cocok dan aman digunakan guna menunda kehamilan. Sebab setiap alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing lho!
Untuk mencegah proses kehamilan, tidak sedikit pasangan suami istri yang lebih mengandalkan penggunaan alat kontrasepsi. Ada berbagai jenis alat yang dapat digunakan, seperti KB Spiral.
Alat KB spiral atau Intra Uterine Device (IUD) bisa menjadi pertimbangan bagi pasangan yang telah memiliki keturunan. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K).
Menurut Hasto, jika memiliki KB spiral, waktu terbaik untuk memasangnya yaitu ketika menstruasi. Saat seorang wanita menstruasi, jadi mulut rahim pun sedikit terbuka, hal ini memudahkan pemasangan IUD.
“Saya kira itu (menstruasi) salah satu syarat dan salah satu waktu yang tepat untuk pemasangan IUD,” kata Hasto seperti dikutip dari Antara.
Perlu diketahui nih, spiral merupakan alat kontrasepsi yang tidak mempengaruhi kondisi tubuh secara sistemik. Sebut saja seperti tekanan darah, berat badan, bahkan penggunaan IUD juga akan baik digunakan untuk wanita yang tidak cocok mengenakan kontrasepsi hormonal seperti metode suntik atau pil KB.
Memang terdapat beberapa jenis IUD yang mengandung turunan hormon progesteron. Hasto mengatakan kadar hormon tersebut relatif sangat kecil dan hanya bersifat lokal, praktis tidak mempengaruhi perubahan kadar hormon di dalam tubuh. Tentu ini menjadi kelebihan spiral jika dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
“Secara sistemik (spiral) tidak berpengaruh. Artinya ini berpengaruh jika dia ikut pembuluh darah lalu keliling seluruh tubuh, kemudian meningkatkan kadar hormon di dalam tubuh. Itu kan secara sistemik (IUD) tidak punya pengaruh seperti itu,” tambah Hasto.
Namun bukan tanpa celah, kelemahan spiral hanya terletak pada proses pemasangannya. Dalam proses pemasangan kerap tak membuat nyaman para perempuan karena harus masuk melalui alat kelaminnya.
Proses Pemasangan KB Spiral
Ketika hendak dilakukan pemasangan spral, dokter hendaknya memeriksa kondisi organ reproduksi perempuan terlebih dahulu, ini termasuk memastikan kondisi mulut rahim dan rahim.
Bisa saja, proses IUD mungkin dapat bergeser dan tidak terpasang dengan baik, jika ada kondisi rahim yang cenderung longgar dan mulut rahim yang relatif terbuka dan tidak bisa menutup rapat dengan baik.
“Pada saat pemasangan kan dicek dulu itu, sehingga rahimnya itu, apakah kendor nggak mulut rahimnya, apakah turun nggak. Pada saat pasang kan dicek, ya,” tutur Hasto.
Adapun efek samping penggunaan KB spiral biasanya terjadi keputihan dan menstruasi lebih banyak. Tetapi masih dalam batas normal atau tidak lebih dari tujuh hari. Efek ini bersifat ringan dan tidak menimbulkan masalah yang lebih luas.
Yang lebih penting lagi, tidak disarankan pemasangan KB spiral apabila perempuan mengalami permasalahan seperti adanya gangguan pendarahan, siklus menstruasi yang tak beraturan, serta menstruasi lebih dari tujuh hari.
Bahkan untuk organ reproduksi yang mengalami infeksi, seperti bakteri, virus, maupun jamur, tidak disarankan menggunakan KB spiral. Ini termasuk jika kondisi mulut rahim bernanah.
“Kalau dalam kondisi rahim atau vagina yang infeksius, yang sangat infeksi, ya, jangan dipaksakan (pasang IUD),” jelasnya.
Sekadar informasi, KB Spiral merupakan singkatan dari “Kontrasepsi Spiral”, yaitu metode kontrasepsi yang menggunakan sebuah alat bernama spiral.
Spiral merupakan alat berbentuk seperti helai yang terbuat dari logam atau plastik, yang dipasang di dalam rahim guna mencegah kehamilan.
Ada beberapa jenis KB spiral:
- Spiral Mirena
Ini adalah jenis spiral yang mengandung hormon progesteron dan membutuhkan perawatan medis untuk dipasang dan dicabut.
- Copper T
Ini adalah jenis spiral tanpa hormon dan membutuhkan perawatan medis untuk dipasang dan dicabut.
Spiral sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat bertahan hingga beberapa tahun. Namun, seperti metode kontrasepsi lainnya, spiral tidak 100 persen efektif dan mungkin tidak cocok untuk setiap individu.
Sebelum menggunakan spiral, sebaiknya berbicara dengan dokter Matawanita untuk membahas opsi kontrasepsi yang paling sesuai ya.