Matawanita.com Terapi akupuntur diketahui mampu mengurangi efek samping dan keluhan pasien penderita kanker. Metode ini dinilai bisa meminimalisir rasa yang tidak enak pada tubuh.
Untuk diketahui, terapi akupuntur merupakan sebuah metode pengobatan tradisional dari Tiongkok yang melibatkan penggunaan jarum tipis dan tumpul yang ditusukkan pada titik-titik tertentu pada tubuh manusia.
Tujuan dari terapi akupuntur adalah untuk merangsang titik-titik ini dengan tujuan memperbaiki keseimbangan energi dalam tubuh, atau yang dalam tradisi Tiongkok disebut sebagai “Qi”.
Terapi akupuntur dapat melibatkan titik-titik yang terletak pada jalur meridian tubuh, yang merupakan jalur-jalur energi yang berhubungan dengan organ dan fungsi tubuh tertentu. Prosesnya, dapat membantu merangsang titik-titik ini dengan cara memperkuat aliran energi atau mengurangi blokade energi yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh.
Seorang Dokter spesialis akupuntur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Irma Nareswari Sp.Ak mengatakan terapi akupuntur dapat mengurangi efek samping akibat metode yang dijalankan pasien kanker agar bisa mempertahankan kualitas hidup.
“Akupuntur merupakan terapi yang dimanfaatkan atau digunakan untuk efek samping dan keluhan-keluha yang muncul pada saat terapi dan tentunya diharapkan supaya terapi-terapi tersebut itu dapat diselesaikan dan yang pasti kualitas hidup pasien dan tentunya keluarga tetap baik,” ucap Irma seperti dikutip dari Antara.
Terapi akupuntur yang minim rasa sakit disebutkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalankan terapi dan keluarga yang mendampingi.
Irma mengatakan pasien kanker biasanya diberi obat morfin atau obat-obatan opioid untuk meredakan nyeri. Sayangnya penggunaan obat tersebut dalam jangka panjang bisa menyebabkan efek samping seperti sembelit atau konstipasi dan xerostomia.
Lantas dengan melakukan terapi akupuntur, hal ini bisa meredakan nyeri pada kanker tersebut dan mengurangi dosis penggunaan obat.
Saat ini terapi akupuntur juga bisa dilakukan tanpa jarum dan minim rasa sakit yaitu dengan metode laser yang juga aman untuk pasien anak.
“Jadi jangan takut untuk pasien-pasien yang takut jarum atau pasien anak-anak itu juga dapat tetap mendapatkan terapi akupuntur dengan menggunakan laser,” paparnya.
Terapi akupuntur biasanya diberikan pada siklus ketiga kemoterapi ketika ada keluhan muncul seperti mual dan muntah karena efek kemoterapi. Akupuntur dapat diberikan sebelum pasien tersebut dilakukan kemoterapi untuk meningkatkan stamina pasien dan lebih merasa tenang serta mengurangi mual muntah secara signifikan.
Meskipun kemoterapi sudah berhenti, penggunaan terapi akupuntur masih bisa dilakukan pada pasien untuk mengurangi kebas pada tubuh akibat radiasi kemoterapi.
Namun ada juga efek samping dari terapi akupuntur ini. Kata Irma, ini bisa terjadi jika pasien mengalami trombosit rendah di bawah 25.000 atau sel darah putihnya yang terlalu rendah, karena dapat mengakibatkan lebam karena penggunaan jarum akupunktur.
Namun lebam tersebut tidak menimbulkan kecacatan atau memperburuk keadaan pasien. Selain itu ada akupuntur dengan model plester (Press Needle) dengan ukuran jarum yang sangat kecil yakni 0,3 sampai 0,5 milimeter yang bisa ditempel pada titik akupunktur.
“Efek samping lain atau kontraindikasi adalah jika kondisi pasien itu memang hemodinamika jadi tekanan darahnya juga sudah tidak baik, nadinya tidak baik, tanda vitalnya tidak baik tentunya kita akan hentikan dulu terapi akupunturnya sampai kondisi pasien stabil untuk mencegah efek samping lain atau perburukan kondisi tersebut,”pungkasnya.
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam terapi akupunktur:
- Pertama-tama, pasien akan duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan bersiap untuk terapi akupunktur. Pasien kemudian akan diminta untuk mengungkapkan masalah kesehatan atau gejala yang ingin diatasi.
- Setelah itu, praktisi akupunktur akan memeriksa titik-titik akupunktur di tubuh pasien. Ini melibatkan memeriksa tekanan darah, denyut nadi, serta melihat dan memeriksa kulit dan kondisi fisik lainnya.
- Selanjutnya, praktisi akupunktur akan menyiapkan jarum-jarum tipis dan steril yang akan digunakan selama terapi. Jarum akan ditempatkan pada titik-titik akupunktur yang sesuai dengan gejala atau kondisi yang ingin diatasi.
- Setelah jarum ditempatkan, praktisi akan membiarkan jarum di dalam tubuh selama sekitar 10 hingga 30 menit, tergantung pada masalah kesehatan dan kondisi pasien.
- Setelah terapi selesai, jarum akan ditarik keluar dan pasien akan diminta untuk beristirahat selama beberapa menit.
- Beberapa sesi terapi akupunktur mungkin diperlukan tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Biasanya, pasien akan merasa lebih santai setelah terapi dan dapat melanjutkan kegiatan mereka sehari-hari dengan normal.