Matawanita.com Pada era ini banyak sekali jenis makanan unik yang begitu digandrungi oleh masyarakat . Namun, tak semua makanan ini bisa memberikan dampak yang bagus untuk kesehatan.
Salah satunya zat pewarna makanan yang diketahui mengandung nanopartikel oksida logam. Biasanya digunakan sebagai pewarna makanan dan bahan anti penggumpalan dalam industri bahan makanan komersial.
Nanopartikel merupakan partikel dengan ukuran yang sangat kecil, kurang dari 100 nanometer (nm) dalam satu dimensi. Nah, beberapa nanopartikel yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan yakni seperti titanium dioksida (TiO2) dan silikon dioksida (SiO2), umumnya memiliki ukuran sekitar 10-50 nm.
Hingga saat ini konsumsi makanan yang mengandung nanopartikel oksida seperti TiO2 dan SiO2 masih diperdebatkan dalam dunia ilmiah dan kesehatan. Sebab belum sepenuhnya dipahami dampak jangka panjangnya pada kesehatan manusia.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi nanopartikel oksida dapat menyebabkan efek toksik pada organ tubuh, termasuk hati, ginjal, dan paru-paru.
Oleh karena itu, beberapa negara telah mengambil tindakan untuk membatasi penggunaan nanopartikel dalam makanan dan minuman, dan meminta produsen untuk mencantumkan informasi mengenai penggunaan nanopartikel dalam label makanan dan minuman.
Jangan Tertipu dengan Makanan Unik
Zat pewarna dalam nanopartikel ini dapat “merusak bagian usus manusia”, menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan Universitas Cornell dan Binghamton menemukan bahwa titanium dioksida dan silikon dioksida (dua partikel nano yang biasanya digunakan dalam pewarna makanan) “dapat berdampak negatif pada fungsi usus manusia”.
“Keduanya memiliki efek negatif pada protein pencernaan dan penyerapan utama,” kata Penulis Senior Elad Tako, Profesor Senior Ilmu Pangan di Cornell seperti dikutip dari newfoodmagazine, Jumat (17/2/2023).
Joshua Minchin dan Grace Galler dari New Food berbicara dengan Dr Jessica Danaher tentang penggunaan serangga sebagai sumber protein alternatif. Lantas mengapa hal ini bisa menjadi solusi yang berkelanjutan untuk kebutuhan protein kita?
Untuk melakukan penelitian ini, para ilmuwan menggunakan dosis titanium dioksida dan silikon dioksida yang sesuai dengan dosis manusia dalam sistem in vivo di laboratorium mereka. Mereka mengatakan bahwa hal ini “memberikan respons kesehatan yang mirip dengan tubuh manusia”.
Setelah itu, para peneliti kemudian menyuntikkan nanopartikel ke dalam telur ayam. Ketika ayam-ayam itu menetas, para ilmuwan mendeteksi perubahan dalam biomarker fungsional, morfologi dan mikroba dalam darah, duodenum (usus bagian atas) dan sekum (kantong yang terhubung ke usus).
“Kita mengonsumsi nanopartikel ini setiap hari,” jelas Tako.
“Kita tidak benar-benar tahu berapa banyak yang kita konsumsi dan kita tidak benar-benar tahu efek jangka panjang dari konsumsi ini. Di sini, kami dapat menunjukkan beberapa efek ini, yang merupakan kunci untuk memahami kesehatan dan perkembangan pencernaan,”paparnya.
Bahkan dengan temuan ini, para ilmuwan belum menyerukan larangan penggunaan nanopartikel dalam pewarna makanan. Meski dari temuan ini, para ilmuwan belum menyerukan penghentian penggunaan partikel nano ini.
“Berdasarkan informasi yang ada, kami menyarankan untuk tetap waspada,” kata Tako.
“Ilmu pengetahuan perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut berdasarkan temuan kami. Kami membuka pintu untuk berdiskusi,”paparnya.
Sekadar informasi, nanopartikel oksida, seperti titanium dioksida (TiO2) dan silikon dioksida (SiO2), digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman sebagai bahan tambahan makanan.
Berikut ini beberapa contoh makanan dan minuman yang mengandung nanopartikel oksida seperti dinukil dari berbagai sumber:
- Minuman beralkohol
Beberapa jenis minuman beralkohol mengandung nanopartikel TiO2 sebagai bahan pengental.
- Permen karet
Banyak permen karet mengandung nanopartikel SiO2 sebagai bahan pengental.
- Makanan ringan
Beberapa jenis makanan ringan, seperti keripik, kentang goreng, dan kacang panggang, mengandung nanopartikel SiO2 sebagai bahan pengental.
- Produk susu
Beberapa jenis produk susu, seperti yogurt dan keju, dapat mengandung nanopartikel TiO2 sebagai bahan pengental dan pemutih.
- Minuman bersoda
Beberapa jenis minuman bersoda, seperti minuman energi, mengandung nanopartikel TiO2 sebagai bahan pengental.
Meskipun diizinkan dalam penggunaan pangan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi nanopartikel oksida dapat berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Karena itu, penggunaan nanopartikel oksida dalam makanan perlu diawasi dengan ketat dan dilakukan dengan kebijakan yang tepat.