Matawanita.com Cuaca yang panas dan curah hujan yang tinggi membuat kelembapan udara. Apalagi kelembapan yang tinggi di dalam suatu ruangan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti merusak dinding, tumbuhnya jamur, atau bahkan alergi.
Dokter kecantikan dr. Abelina Dini Fitria mengatakan kelembapan udara yang tinggi bisa memperburuk gejala alergi bagi penderitanya. Hal ini dikarenakan sifatnya yang mengumpulkan alergen.
“Dengan high humidity satu alergen berkumpul sehingga orang dengan alergi akan sering berulang alerginya, kulitnya sering gatal,” ucapnya.
Ia mengatakan alergi tidak hanya gatal-gatal namun juga bersin dan pilek setiap pagi dan yang paling berat adalah asma.
Menurutnya, banyak dari masyarakat Indonesia tidak sadar dengan kelembapan udara yang tinggi karena tidak ada gejala yang dirasa.
Namun yang paling bisa terlihat adalah timbulnya stress, sering tidak bisa tidur saat malam atau insomnia, dan sering merasakan panas.
Selain itu, tanda-tanda tingginya kelembapan udara dalam ruangan adalah tumbuhnya tungau yang bisa bertahan hidup dari air di udara yang lembab.
“Selain itu juga dalam jangka panjang buat yang sudah memiliki bayi, alergi membuat peradangan yang menghambat energi yang dipakai untuk perkembangan anak. High humidity juga tidak bagus untuk kaum rentan seperti lansia,” pungkas Abelina.
Dokter yang juga berprofesi sebagai model ini mengatakan dari segi kecantikan, udara panas dan kelembaban khususnya di Indonesia bisa menghambat keluarnya keringat sehingga timbul berbagai masalah kulit seperti eksim, jerawat dan ketombe.
“Kita kepanasan tapi keringat tidak keluar hasilnya pori-pori tersumbat, makanya berbagai masalah kulit muncul eksim, jerawat, ketombe,” ucapnya.
Ia juga menambahkan penggunaan dehumidifier bisa digunakan sebagai penstabil kelembaban udara agar kulit lebih sehat dan menghambat pertumbuhan jamur atau spora yang bisa mengakibatkan sesak nafas dan alergi.
“Dengan dehumidifier kulit jadi lebih sehat dan kulit kenyal. Terlalu lembab udaranya kalo lama lama bisa berkembang biak jamur dan spora, bisa sesak nafas yang tidak punya riwayat saja bisa sakit,”tukas Abelina.